Jumat, 31 Oktober 2014

PETUNJUK TEKNIS PORSADIN II TAHUN 2015 TINGKAT NASIONAL


A.       PENDAHULUAN
73.000 lembaga Diniyah Takmiliyah dengan jumlah guru 363.000 orang dan murid 4.231.201 (empat juta dua ratus tiga puluh satu ribu dua ratus satu) orang  tersebar di seluruh pelosok negeri tercinta Indonesia ini, merupakan potensi manusia yang sangat besar.  Potensi yang memiliki keragaman Kultur, budaya dan bahasa sebagai modal dasar dalam pengembangan niai-nilai keagamaan, seni dan olah raga, sehingga diharapkan mampu melahirkan manusia yang berkualitas.
Salah satu ajang peningkatan kualitas nilai-nilai keagamaan, seni dan olah raga di lingkungan Diniyah Takmiliyah dalam bingkai Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) adalah Pekan Olah Raga dan Seni Santri Diniyah Takmiliyah (PORSADIN) Tingkat Nasional II tahun 2015. Di dalam Porsadin ini murid-murid diniyah akan diajak untuk mengenal dan memahami kemampuan akademis, kemampuan seni dan ketangkasan berolah raga tiap-tiap individu, sehingga akan terjadi komunikasi timbal balik (silaturrahmi) individu, baik antar murid maupun antar guru dan seluruh komponen diniyah takmiliyah. Silaturrahmi semacam ini, secara sadar akan melahirkan rasa kebersamaan, dorongan kearah peningkatan kompetensi diri, kompetensi lembaga untuk kemudian bisa meningkatkan kemampuan keagamaan, kemanusiaan, kebangsaan atas landasan nilai-nilai kebersamaan (ukhuwah) dan kompetisi sehat.
Orientasi seperti itu terus digalakan, sebab dorongan bagi komponen pendidikan sangat diperlukan. Perubahan dan pengembangan suatu sistem pendidikan dan pengajaran merupakan keniscayaan manakala tidak mengenal dan memahami kemampuan dan potensi orang lain. Disamping itu PORSADIN sebagai syiar keagamaan, bahwa lembaga pendidikan Islam yang dikategorikan sebagai pendidikan non-formal ini, ada dan memiliki bahan dasar yang perlu dikembangkan. Eksistensi diniyah takmiliyah secara historis, di satu sisi sudah sangat kuat dan mengakar, tetapi di sisi lain secara legitmasi kebangsaan masih perlu perjuangan.
Oleh karena itu untuk memperkuat eksistensi tersebut, disamping memberikan dorongan kompetitif, saling mengenal satu sama lain tersebut, segenap komponen diniyah takmiliyah mendudukkan bahwa PORSADIN II Nasional ini sangat perlu untuk dilaksanakan sehingga akan tergali berbagai potensi di masyarakat. Pengembangan itu sebagai upaya pencapaian kemapanan sebuah lembaga pendidikan sehingga semua komponen mengakui eksistensinya tanpa ada keraguan.  
      Sebagai acuan tentu berkaca pada PORSADIN I Tingkat Nasional di Jakarta, dimana seluruh komponen diniyah takmiliyah memiliki komitmen dan antusiasme yang cukup tinggi. Tentu kegiatan dan pengalaman tersebut harus terus dikembangkan baik kualitas penyelenggaraan maupun kualitas kompetisi, sehingga seluruh kegiatan mencerminkan proses pengembangan diniyah takmiliyah dan proses akomodatif terhadap sistem pembelajarannya.