ANGGARAN RUMAH TANGGA
FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
BAB I
MAKNA LAMBANG DAN
PENGGUNAAN LAMBANG
Pasal 1
1.
Berbentuk Segi Lima (Rukun Islam & Pancasila)
2.
Warna dasar putih (kesucian perjuangan)
3.
Bintang (tingginya cita-cita kepada Allah)
4.
Padi & kapas (kesejahteraan guru dan warga
diniyah)
5.
Kitab terbuka (sumber ilmu, al qur`an dan assunnah)
6.
Tangan berjabat (kekokohan silaturrahim)
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota FKDT terdiri dari :
1.
Anggota Biasa, yaitu penyelenggara, pengelola, dan
atau pendidik (asatidz) yang masih aktif memberikan layanan pada Pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah jenjang awaliyah, wustha dan ‘ulya
2.
Anggota kehormatan ialah setiap orang yang telah
berjasa kepada organisasi dan disetujui penetapannya serta disahkan oleh rapat
Pengurus Harian FKDT.
BAB III
TATA CARA PENERIMAAN
ANGGOTA
Pasal 3
1.
Penerimaan anggota dapat dilakukan di tingkat
kecamatan, kabupaten/kota dan atau propinsi domisili calon anggota.
2.
Pengelolaan administrasi penerimaan anggota
diatur oleh pengurus pusat.
3.
Anggota kehormatan diusulkan dalam rapat
harian pengurus Kecamatan, rapat harian pengurus Kabupaten/kota, rapat harian
pengurus propinsi dan atau rapat harian pengurus pusat. Penetapan anggota kehormatan
dilakukan pengurus organisasi pada masing-masing tingkatan setelah mendapatkan
persetujuan dari organisasi.
BAB IV
KEWAJIBAN KEANGGOTAAN
Pasal 4
Anggota FKDT berkewajiban :
1.
Memiliki akhlaqul karimah.
2.
Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi.
3.
Setia
kepada organisasi.
4.
Tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, peraturan dan keputusan organisasi.
5.
Berpartisipasi
secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan organisasi.
6.
Mendukung dan mensukseskan program-program organisasi.
BAB V
HAK ANGGOTA
Pasal 5
Anggota FKDT berhak :
1.
Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
2.
Memperoleh pelayanan, pendidikan, pelatihan, bimbingan serta pembelaan dari
organisasi.
3.
Mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan,
memberikan usul dan saran yang bersifat membangun.
4.
Memilih dan dipilih menjadi pengurus organisasi dan atau
melaksanakan tugas lain yang diamanatkan organisasi.
5.
Mendapatkan kemaslahatan dari kegiatan-kegiatan organisasi.
BAB VI
PEMBINAAN ANGGOTA
Pasal 6
Pembinaan terhadap Madrasah
Diniyah Takmiliyah dilakukan dalam bentuk pembinaan SDM
Pasal 7
Pembinaan terhadap Anggota
Kehormatan dilakukan melalui kegiatan konsultasi, koordinasi dan konsolidasi.
BAB VII
BERHENTI DARI ANGGOTA
Pasal 8
1.
Anggota biasa dan anggota kehormatan FKDT berhenti
keanggotaannya karena :
a.
Meninggal dunia
b.
Atas permintaan sendiri
c.
Melanggar AD/ART
2.
Pemberhentian sebagaimana ayat 1 huruf (b) dan (c) ditetapkan
dengan Surat keputusan yang dikeluarkan oleh pengurus ditingkatan masing-masing.
BAB VIII
DEWAN PEMBINA
Pasal 9
1.
Dewan Pembina dibentuk dalam kepengurusan FKDT
ditingkat Pusat, Wilayah, Cabang, dan Anak Cabang.
2.
Dewan Pembina ditetapkan di masing-masing tingkatan
kepengurusan sesuai kebutuhan.
3.
Dewan Pembina berkewajiban memberikan pertimbangan,
saran, nasehat baik diminta maupun tidak dilakukan baik secara perorangan
maupun kolektif sesuai dengan tingkatan kepengurusan masing-masing.
4.
Dewan Pembina berhak :
a.
Mendapatkan laporan secara periodik dari Dewan kode etik dan Pengurus.
b.
Mengambil keputusan terhadap organisasi apabila
terjadi deadlock/jalan buntu roda organisasi.
BAB IX
DEWAN KODE ETIK
Pasal 10
1.
Dewan Kode Etik ditetapkan dalam kepengurusan FKDT
ditingkat Pusat, Wilayah, Cabang, dan Anak Cabang.
2.
Dewan Kode Etik ditetapkan oleh Dewan Pembina
berdasarkan Rapat Dewan Pembina di masing-masing tingkatan kepengurusan sesuai
kebutuhan.
3.
Dewan Kode Etik merupakan badan kepengawasan yang berkewajiban:
a.
Menilai, memberikan pertimbangan, saran, nasehat baik
diminta maupun tidak, berdasarkan laporan maupun temuan, secara perorangan
maupun kolektif sesuai dengan tingkatan kepengurusan masing-masing.
b.
Melaporkan hasil penilaian terhadap kinerja pengurus
organisasi sesuai dengan tingkatan kepengurusan masing-masing kepada Dewan
Pembina.
4.
Dewan Kode Etik berhak mendapatkan laporan secara
periodik dari pengurus di masing-masing tingkatan.
BAB X
SUSUNAN PENGURUS ORGANISASI
Dewan Pengurus Pusat
Pasal 11
1.
Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) adalah pengurus yang menerima amanat Munas
sebagai pengurus dan memegang tanggung jawab tertinggi organisasi baik kedalam
maupun keluar.
2.
Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) terdiri dari :
a.
Ketua Umum
b.
8 (delapan) Wakil Ketua
c.
Sekretaris Umum
d.
8 (delapan) Wakil Sekretaris
e.
Bendahara Umum
f.
2 (dua) Wakil Bendahara
g.
Departemen-departemen
h.
Lembaga-lembaga.
3.
Organisasi Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT)
terdaftar di Kesbangpol
4.
Kepengurusan Harian Dewan Pengurus Pusat Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) di sahkan dengan Akta Notaris dan Kementerian
Hukum dan HAM.
5.
Kepengurusan Departemen dan Lembaga disahkan dan
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP-FKDT)
Dewan Pengurus Wilayah
Pasal 12
1.
Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) adalah pengurus yang menerima amanat
Musyawarah Wilayah (Muswil) sebagai pengurus dan memegang tanggung jawab
organisasi di tingkat provinsi baik kedalam maupun keluar.
2.
Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) dapat dibentuk di tiap provinsi atau
daerah istimewa dimana telah berdiri paling sedikit lima DPC-FKDT.
3.
Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) terdiri dari :
a.
Ketua
b.
6 (enam) Wakil Ketua
c.
Sekretaris
d.
6 (enam) Wakil sekretaris
e.
Bendahara
f.
Wakil bendahara
g.
Departemen-departemen
h.
Lembaga-lembaga
4.
Organisasi Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT)
terdaftar di Kesbangpol
5.
Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT)
disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT).
6.
Dalam hal ayat (2) di atas tidak terpenuhi, Pengurus
Harian DPP dapat membentuk pelaksana harian kepengurusan di provinsi.
7.
Kepengurusan Departemen dan Lembaga disahkan dan
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW-FKDT)
Dewan Pengurus Cabang
Pasal 13
1.
Pengurus Harain Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) adalah pengurus Kabupaten/Kota yang menerima
amanat Musyawarah Cabang (Muscab) sebagai pengurus dan memegang tanggung jawab
organisasi di tingkat kabupaten/kota baik ke dalam maupun keluar.
2.
Pengurus Harain Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) dapat dibentuk ditiap kabupaten/kota dimana telah
berdiri paling sedikit 3 (tiga) kecamatan.
3.
Pengurus kabupaten/kota terdiri dari :
a.
Ketua
b.
4 (empat) wakil Ketua
c.
Sekretaris
d.
4 (empat) Wakil sekretaris
e.
Bendahara
f.
Wakil Bendahara
g.
Departemen-Departemen
h.
Lembaga-lembaga
4.
Organisasi Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT)
terdaftar di Kesbangpol
5.
Pengurus Harain Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW-FKDT).
6.
Pengurus Departemen dan Lembaga disahkan dan
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Cabang (DPC-FKDT).
Dewan Pengurus Anak Cabang
Pasal 14
1. Pengurus
Harian Pengurus Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PAC-FKDT)
adalah pengurus Kecamatan yang menerima amanat Musyawarah Anak Cabang untuk dan
memegang tanggung jawab di tingkat Kecamatan baik kedalam maupun keluar.
2. Pengurus Harian Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
(PAC-FKDT) dapat dibentuk di daerah Kecamatan.
3. Pengurus Harian Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
(PAC-FKDT) terdiri dari :
a.
Ketua
b.
2 ( dua ) Wakil Ketua
c.
Sekretaris
d.
2 ( dua ) Wakil Sekretaris
e.
Bendahara
f.
Wakil Bendahara
g.
Departemen-departemen
4.
Pengurus Harian Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah
Takmiliyah (PAC-FKDT) disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Cabang
(DPC-FKDT)
BAB XI
MASA BAKTI
Pasal 15
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP-FKDT) dipilih untuk masa bakti 5 tahun,
dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan Ketua Umum hanya dapat dipilih
untuk dua kali masa bakti.
2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW-FKDT) dipilih untuk masa bakti 5 tahun
dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan ketua hanya dapat dipilih
untuk dua kali masa bakti
3. Dewan Pengurus Cabang (DPC-FKDT) dipilih untuk masa bakti 5 tahun
dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan ketua hanya dapat dipilih
untuk dua kali masa bakti.
4. Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC-FKDT) dipilih untuk masa bakti 4
tahun dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan ketua hanya dapat
dipilih untuk dua kali masa bakti.
BAB XII
SYARAT-SYARAT MENJADI PENGURUS
Pasal 16
Seorang anggota FKDT dapat dipilih menjadi Dewan
Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Wilayah, Dewan Pengurus Cabang, dan Pengurus
Anak Cabang dengan syarat :
1. Berprestasi, berdedikasi dan loyal kepada organisasi.
2. Mampu dan aktif menjalankan organisasi.
3. Berakhlaqul karimah.
BAB XIII
KEWAJIBAN PENGURUS
Kewajiban Dewan Pengurus Pusat (DPP-FKDT)
Pasal 17
Dewan Pengurus Pusat
berkewajiban :
1.
Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Munas, keputusan organisasi.
2.
Melaksanakan Munas.
3.
Memberikan pertanggungjawaban kepada Munas.
4.
Mengesahkan dan menetapkan Dewan Pengurus Wilayah.
5.
Menentukan kebijakan umum sesuai AD/ART untuk
menjalankan organisasi.
6.
Memberikan perlindungan dan pembelaan kepada anggota
yang memerlukan.
7.
Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan Pembina
dan Dewan Kode Etik.
Kewajiban Dewan Pengurus
Wilayah (DPW-FKDT)
Pasal 18
Dewan Pengurus wilayah berkewajiban :
1.
Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam
AD/ART keputusan Munas, keputusan musyawarah wilayah, dan raker wilayah.
2.
Melaksanakan musyawarah wilayah (Muswil).
3.
Mengesahkan dan menetapkan pengurus Cabang.
4.
Memberikan pertanggungjawaban kepada musyawarah
wilayah.
5.
Memberikan perlidungan dan pembelaan kepada anggota
yang memerlukan.
6.
Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan
Pembina dan Dewan Kode Etik.
Kewajiban Dewan Pengurus Cabang
Pasal 19
Dewan Pengurus Cabang berkewajiban :
1.
Menjalanakan semua ketentuan yang tercantum dalam
AD/ART keputusan Munas, keputusan Muswil, Keputusan Muscab.
2.
Melaksanakan musyawarah Cabang (Muscab)
3.
Mengesahkan dan menetapkan Pengurus Anak Cabang
4.
Memberikan pertanggungjawaban kepada musyawarah Cabang
(Muscab).
5.
Memberikan perlidungan dan pembelaan kepada anggota
yang memerlukan.
6.
Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan
Pembina dan Dewan Kode Etik.
Kewajiban Dewan Pengurus Anak Cabang
Pasal 20
Dewan Pengurus Anak Cabang berkewajiban :
1.
Menjalanakan semua ketentuan yang tercantum dalam
AD/ART keputusan Munas, keputusan Muswil, Keputusan Muscab.
2.
Melaksanakan Musyawarah Anak Cabang (Musancab)
3.
Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang
(Musancab).
4.
Memberikan perlidungan dan pembelaan kepada anggota
yang memerlukan.
5.
Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan
Pembina dan Dewan Kode Etik.
BAB XIV
HAK PENGURUS
Hak Dewan Pengurus Pusat
Pasal 21
Dewan Pengurus Pusat berhak :
1.
Mengambil kebijakan organisasi tingkat pusat.
2.
Membuat Surat Keputusan dan ketetapan untuk Dewan Pengurus
Wilayah se Indonesia
3.
Membatalkan keputusan atau kebijaksanaan Dewan Pengurus
Wilayah yang bertentangan dengan AD/ART atas usulan Dewan Pembina.
4.
Membekukan Dewan Pengurus Wilayah.
5.
Menerbitkan KTA (Kartu Tanda Anggota) untuk anggota biasa
dan anggota kehormatan.
Hak Dewan Pengurus Wilayah
Pasal 22
Dewan Pengurus Wilayah berhak :
1.
Mengambil kebijakan organisasi tingkat Wilayah
2.
Membuat Surat Keputusan dan ketetapan untuk Dewan Pengurus
Cabang se Provinsi
3.
Membatalkan keputusan atau kebijaksanaan Dewan Pengurus
Cabang yang bertentangan dengan AD/ART atas usulan Dewan Pembina.
4.
Membekukan Dewan Pengurus Cabang.
5.
Merekomendasikan data untuk diterbitkan KTA (Kartu
Tanda Anggota) kepada Dewan Pengurus Pusat.
Hak Dewan Pengurus Cabang
Pasal 23
Dewan Pengurus Cabang berhak :
1.
Mengambil kebijakan organisasi Dewan Pengurus Cabang
2.
Membuat Surat Keputusan dan ketetapan untuk Dewan Pengurus
Anak Cabang se Kabupaten/Kota.
3.
Membatalkan keputusan atau kebijaksanaan Dewan Pengurus
Anak Cabang yang bertentangan dengan AD/ART atas usulan Dewan Pembina.
4.
Membekukan Dewan Pengurus Anak Cabang se
Kabupaten/Kota
5.
Merekomendasikan Data untuk diterbitkan KTA (Kartu
Tanda Anggota) kepada Dewan Pengurus Wilayah.
Hak Dewan Pengurus Anak
Cabang
Pasal 24
Dewan Pengurus Anak Cabang berhak :
1.
Mengambil kebijakan organisasi Dewan Pengurus Anak
Cabang
2.
Mengusulkan KTA (Kartu Tanda Anggota) kepada Dewan
Pengurus Cabang.
BAB XV
PEMBEKUAN PENGURUS
Pasal 25
1.
Dewan Pengurus Pusat dapat dibekukan melalui Munaslub
dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pembina.
2.
Dewan Pengurus Pusat dapat membekukan Dewan Pengurus
Wilayah melalui Muswilub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan
Pembina.
3.
Dewan Pengurus Wilayah dapat membekukan Dewan Pengurus
Cabang melalui Muscablub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan
Pembina.
4.
Dewan Pengurus Cabang dapat membekukan Dewan Pengurus Anak
Cabang melalui Musancablub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan
Pembina.
5.
Pembekuan tersebut didasarkan atas keputusan
sekurang-kurangnya rapat pengurus harian dengan memperhatikan saran dan
pertimbangan Dewan Pembina.
6.
Alasan pembekuan harus benar-benar kuat baik ditinjau
dari segi syarat maupun AD/ART organisasi, antara lain :
a.
Dewan Pengurus Pusat (DPP)
1)
Melanggar AD/ART Organisasi (tidak melaksanakan
Munas/Muskernas/Rakernas/Rakornas, dan laporan pertanggungjawaban).
2)
Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
b.
Dewan Pengurus Wilayah (DPW)
1)
AD/ART Organisasi (Tidak melaksanakan
Muswil/Muskerwil/Rakerwil/Rakorwil, dan laporan pertanggungjawaban).
2)
Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
c.
Dewan Pengurus Cabang (DPC)
1)
AD/ART Organisasi (Tidak melaksanakan Muscab/Muskercab/Rakercab/Rakorcab,
dan laporan pertanggungjawaban).
2)
Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
d.
Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC)
1)
AD/ART Organisasi (Tidak melaksanakan
Musancab/Muskerancab/Rakerancab/Rakorancab, dan laporan pertanggungjawaban).
2)
Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
BAB XVI
PENGGANTIAN PENGURUS
Pasal 26
1.
Penggantian pengurus dapat dilakukan sebelum masa baktinya
berakhir apabila yang bersangkutan tidak dapat menunaikan kewajibannya sebagai
pengurus.
2.
Tata cara penggantian pengurus sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) pasal ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) yang dikeluarkan
oleh Dewan Pengurus Pusat melalui pertimbangan dari Dewan Pembina.
BAB XVII
PENGISIAN KEKOSONGAN
JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 27
1.
Apabila terjadi kekosongan jabatan dalam masa bakti
kepengurusan FKDT, maka diisi oleh pejabat sementara yang ditetapkan dalam
rapat pleno sampai diselenggarakannya Munas, Muswil, Muscab dan Musancab.
2.
Tata cara pengisian kekosongan jabatan akan diatur
dalam Peraturan Organisasi (PO).
BAB XVIII
PERMUSYAWARATAN DAN
RAPAT-RAPAT
Pasal 28
1.
Forum permusyawaratan untuk pengambilan keputusan
organisasi meliputi:
a.
Tingkat Pusat: Munas, Munaslub, Rakernas, Rakornas,
dan Rapimnas.
b.
Tingkat Wilayah: Muswil, Muswilub, Rakerwil, Rakorwil
dan Rapimwil.
c.
Tingkat Cabang: Muscab, Muscablub, Rakercab, Rakorcab
dan Rapimcab.
d.
Tingkat Anak Cabang: Musancab, Musancablub, Rakerancab,
Rakorancab, dan Rapimancab.
2.
Rapat untuk pengambilan keputusan organisasi, meliputi
: rapat harian, rapat pleno, dan rapat departemen/lembaga.
Musyawarah Nasional
(Munas)
Pasal 29
1.
Munas sebagai permusyawaratan dan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam organisasi yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
2.
Munas diselenggarakan untuk :
a.
Menilai pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat.
b.
Menetapkan program umum organisasi.
c.
Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
d.
Merumuskan kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan
kehidupan, pendidikan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
3.
Munas diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat.
4.
Munas dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan Pengurus Pusat
d.
Dewan Pengurus Wilayah
e.
Dewan Pengurus Cabang
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.
Munas dianggap sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan
Pengurus Cabang yang sah.
6.
Hak suara diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Kode Etik memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Pusat memiliki hak bicara, hak memilih
dan dipilih
d.
Dewan Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak
memilih dan dipilih
e.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara dan memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus, memiliki hak
bicara.
7.
Tata Tertib Munas dan tata cara pemilihan ketua dibuat
oleh Dewan Pengurus Pusat dengan pengesahan sidang pleno Munas.
8.
Pembentukan Dewan Pengurus Pusat melalui rapat Tim
Formatur.
Musyawarah Nasional Luar
Biasa (Munaslub)
Pasal 30
1.
Dalam keadaan istimewa Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat
diadakan sewaktu-waktu atas:
a.
Saran dan pertimbangan Dewan Pembina
b.
Usulan Dewan Pengurus Pusat
c.
Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Dewan Pengurus Wilayah yang sah.
2.
Munaslub dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
b.
Pengurus Pusat
c.
Pengurus Wilayah
d.
Pengurus Cabang, dan
e.
Undangan yang ditetapkan panitia
3.
Munaslub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang
dibentuk oleh Dewan Pembina dan atau Dewan Pengurus Pusat.
4.
Munaslub dianggap sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah.
5.
Hak suara dalam Munaslub diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Pengawas memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Pusat memiliki hak bicara, hak memilih
dan dipilih
d.
Dewan Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak
memilih dan dipilih
e.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara dan memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan panitia, memiliki hak bicara.
6.
Tata tertib Munaslub dan tata cara pemilihan ketua
ditetapkan melalui sidang pleno Munaslub.
7.
Pembentukan Dewan Pengurus Pusat melalui rapat Tim
Formatur.
Rapat Kerja Nasional
(Rakernas)
Pasal 31
1.
Rakernas
diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Dewan Pengurus
Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Dewan Pengurus Wilayah yang sah.
2.
Rakernas diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus
Pusat.
3.
Rakernas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakernas diadakan untuk merumuskan program-program
kerja.
6.
Rakernas dihadiri oleh :
a.
Dewan Pengurus Pusat
b.
Dewan Pengurus Wilayah
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas)
Pasal 32
1.
Rakornas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam
satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas penetapan Dewan Pengurus Pusat atau atas permintaan
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah
yang sah.
2.
Rakornas diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus
Pusat.
3.
Rakornas dianggap sah apabila dihadiri
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah
yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakornas diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis
dan pengorganisasian pelaksanaan program kerja.
6.
Rakornas dihadiri oleh :
a.
Dewan Pengurus Pusat
b.
Dewan Pengurus Wilayah
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Pimpinan Nasional
(Rapimnas)
Pasal 33
1.
Rapimnas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam
satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas penetapan Dewan Pengurus Pusat atau atas permintaan
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah
yang sah.
2.
Rapimnas diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus
Pusat.
3.
Rapimnas dianggap sah apabila dihadiri
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah
yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rapimnas diadakan untuk :
a.
Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama
kepengurusan.
b.
Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Munas
dan atau Munaslub.
c.
Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus
dalam pelaksanaan program kerja.
6.
Rapimnas dihadiri oleh :
a.
Dewan Pengurus Pusat
b.
Dewan Pengurus Wilayah
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Musyawarah Wilayah (Muswil)
Pasal 34
1.
Musyawarah Wilayah diselenggarakan 5 (lima) tahun
sekali oleh Dewan Pengurus Wilayah.
2.
Musyawarah Wilayah diadakan untuk :
a.
Meminta pertanggungjawaban Dewan Pengurus Wilayah.
b.
Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Wilayah.
c.
Memilih Dewan Pengurus Wilayah.
3.
Muswil diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus
Wilayah.
4.
Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan Pengurus Wilayah
d.
Dewan Pengurus Cabang.
e.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.
Muswil dianggap sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Dewan Pengurus Cabang yang sah.
6.
Hak suara diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Kode Etik memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Pusat memiliki hak bicara.
d.
Dewan Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak
memilih dan dipilih
e.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih
dan dipilih.
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7.
Tata Tertib Muswil dan tata cara pemilihan ketua
dibuat oleh Dewan Pengurus Wilayah dengan pengesahan sidang pleno Muswil.
8.
Pembentukan Dewan Pengurus Wilayah melalui rapat Tim
Formatur.
Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub)
Pasal 35
1.
Dalam keadaan istimewa Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas:
a.
Saran dan pertimbangan Dewan Pembina
b.
Usulan Dewan Pengurus
Wilayah
c.
Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
2.
Muswilub dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan
Pengurus Pusat
d.
Dewan
Pengurus Wilayah
e.
Dewan
Pengurus Cabang
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
3.
Muswilub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan
Pembina dan atau Dewan Pengurus Wilayah.
4.
Muswilub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
5.
Hak suara dalam Muswilub diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Kode Etik memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Pusat memiliki hak bicara
d.
Dewan Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak
memilih dan hak dipilih
e.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara dan hak
memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan panitia memiliki hak bicara.
6.
Tata tertib Muswilub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui
sidang pleno Muswilub.
7.
Pembentukan Dewan Pengurus Wilayah melalui rapat Tim
Formatur.
Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)
Pasal 36
1.
Rakerwil
diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Dewan Pengurus
Wilayah atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
2.
Rakerwil diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Wilayah.
3.
Rakerwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakerwil diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.
Rakerwil dihadiri oleh :
a.
Dewan
Pengurus Wilayah
b.
Dewan
Pengurus Cabang
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil)
Pasal 37
1.
Rakorwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu
periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu
atas penetapan Dewan Pengurus Wilayah atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
2.
Rakorwil diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Wilayah.
3.
Rakorwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakorwil diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian
pelaksanaan program kerja.
6.
Rakorwil dihadiri oleh :
a.
Dewan
Pengurus Wilayah
b.
Dewan
Pengurus Cabang
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil)
Pasal 38
1.
Rapimwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu
periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu
atas penetapan Dewan Pengurus Wilayah atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
2.
Rapimwil diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Wilayah.
3.
Rapimwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rapimwil diadakan untuk :
a.
Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama
kepengurusan.
b.
Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Muswil dan atau Muswilub.
c.
Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus
dalam pelaksanaan program kerja.
6.
Rapimwil dihadiri oleh :
a.
Dewan
Pengurus Wilayah
b.
Dewan
Pengurus Cabang
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Musyawarah Cabang (Muscab)
Pasal 39
1.
Musyawarah Cabang diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali oleh
Dewan Pengurus Cabang atau dalam keadaan istimewa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
utusan Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.
Musyawarah Cabang diadakan untuk :
a.
Meminta pertanggungjawaban Dewan Pengurus Cabang.
b.
Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Cabang.
c.
Memilih Dewan Pengurus Cabang.
3.
Muswil diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus
Cabang.
4.
Musyawarah Cabang dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan Pengurus Wilayah
d.
Dewan Pengurus Cabang.
e.
Dewan
Pengurus Anak Cabang
f. Undangan yang ditetapkan
pengurus.
5.
Muscab dianggap sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Dewan Pengurus Anak Cabang yang
sah.
6.
Hak suara diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Pengawas memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
d.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih
dan hak dipilih.
e.
Dewan Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara dan hak
memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7.
Tata Tertib Muscab dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Dewan Pengurus Cabang
dengan pengesahan Muscab.
8.
Pembentukan Dewan Pengurus Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub)
Pasal 40
1.
Dalam keadaan istimewa Musyawarah CabangLuar Biasa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas:
a.
Saran dan pertimbangan Dewan Pembina
b.
Usulan Dewan Pengurus Cabang
c.
Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan
Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.
Muscablub dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan Pengurus Wilayah
d.
Dewan Pengurus
Cabang
e.
Dewan Pengurus Anak Cabang
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
3.
Muswil diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan
Pembina dan atau Dewan Pengurus Cabang.
4.
Muscablub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang.
5.
Hak suara, memilih dan dipilih dalam Muscablub diatur
sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Pengawas memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
d.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
e.
Dewan Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan panitia memiliki hak bicara.
6.
Tata tertib Muscablub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno Muscablub.
7.
Pembentukan Dewan Pengurus Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
Pasal 41
1.
Rakercab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu
periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu
atas penetapan Dewan Pengurus Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.
Rakercab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus
Cabang.
3.
Rakercab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakercab diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.
Rakercab dihadiri oleh :
a.
Dewan
Pengurus Cabang
b.
Dewan
Pengurus Anak Cabang
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab)
Pasal 42
1.
Rakorcab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu
periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu
atas penetapan Dewan Pengurus Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.
Rakorcab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang.
3.
Rakorcab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakorcab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian
pelaksanaan program kerja.
6.
Rakorwil dihadiri oleh :
a.
Dewan
Pengurus Cabang
b.
Dewan
Pengurus Anak Cabang
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab)
Pasal 43
1.
Rapimcab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu
periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas
penetapan Dewan Pengurus Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.
Rapimcab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang.
3.
Rapimcab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rapimcab diadakan untuk :
a.
Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama
kepengurusan.
b.
Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Muscab dan atau Muscablub.
c.
Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus
dalam pelaksanaan program kerja.
6.
Rapimcab dihadiri oleh :
a.
Dewan
Pengurus Cabang
b.
Dewan
Pengurus Anak Cabang
c.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Musyawarah Anak Cabang (Musancab)
Pasal 44
1.
Musyawarah Anak Cabang diselenggarakan 4 tahun sekali
oleh Dewan Pengurus Anak Cabang atau dalam keadaan istimewa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.
Musyawarah Anak Cabang diadakan untuk :
a.
Meminta pertanggungjawaban Dewan Pengurus Anak Cabang.
b.
Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Anak Cabang.
c.
Memilih Dewan Pengurus Anak Cabang.
3.
Musancab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang.
4.
Musyawarah Anak Cabang dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan Pengurus Cabang.
d.
Dewan
Pengurus Anak Cabang.
e.
Utusan Madrasah Diniyah.
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.
Musancab dianggap sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah kecamatan.
6.
Hak suara diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Pengawas memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
d.
Dewan Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara, hak
memilih dan hak dipilih.
e.
Utusan Madrasah Diniyah memiliki hak bicara dan hak
memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7.
Tata Tertib Musancab dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Dewan Pengurus Anak Cabang dengan pengesahan sidang pleno Musancab.
8.
Pembentukan Dewan Pengurus Anak Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa (Musancablub)
Pasal 45
1.
Dalam keadaan istimewa Musyawarah Anak Cabang Luar
Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas:
a.
Saran dan pertimbangan Dewan Pembina
b.
Usulan Dewan Pengurus Anak Cabang
c.
Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah
Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.
Musancablub dihadiri oleh :
a.
Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.
Dewan Kode Etik (minimal satu orang)
c.
Dewan Pengurus
Cabang
d.
Dewan Pengurus Anak Cabang
e.
Utusan Madrasah Diniyah
f.
Undangan yang ditetapkan panitia.
3.
Musancablub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan
Pembina dan atau Dewan Pengurus Anak Cabang.
4.
Musancablub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang.
5.
Hak suara dalam Musancablub diatur sebagai berikut :
a.
Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.
Dewan Kode Etik memiliki hak bicara.
c.
Dewan Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
d.
Dewan Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
e.
Utusan Madrasah Diniyah memiliki hak bicara dan memilih.
f.
Undangan yang ditetapkan panitia, memiliki hak bicara.
6.
Tata tertib Musancablub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno Musancablub.
7.
Pembentukan Dewan Pengurus Anak Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Rapat Kerja Anak Cabang (Rakerancab)
Pasal 46
1.
Rakerancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam
satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas penetapan Dewan Pengurus Anak Cabang atau atas permintaan
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.
Rakerancab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang.
3.
Rakerancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakerancab diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.
Rakerancab dihadiri oleh :
a.
Dewan Pengurus Cabang
b.
Dewan Pengurus Anak Cabang
c.
Utusan Madrasah Diniyah
d.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Koordinasi Anak Cabang (Rakorancab)
Pasal 47
1.
Rakorancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu
periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu
atas penetapan Dewan Pengurus Anak Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.
Rakorancab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang.
3.
Rakorancab dianggap sah apabila dihadiri
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak
Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rakorancab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian
pelaksanaan program kerja.
6.
Rakorancab dihadiri oleh :
a.
Dewan Pengurus Cabang
b.
Dewan Pengurus Anak Cabang
c.
Utusan Madrasah Diniyah
d.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat Pimpinan Anak Cabang (Rapimancab)
Pasal 48
1.
Rapimancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam
satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan
sewaktu-waktu atas penetapan Dewan Pengurus Anak Cabang atau atas permintaan
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.
Rapimancab diadakan
dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang.
3.
Rapimancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.
Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.
Rapimancab diadakan
untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program
kerja.
6.
Rapimancab dihadiri
oleh :
a.
Dewan Pengurus Cabang
b.
Dewan Pengurus Anak Cabang
c.
Utusan Madrasah Diniyah
d.
Undangan yang ditetapkan pengurus.
Rapat-Rapat Lain
Pasal 49
1.
Rapat pleno adalah rapat pengurus FKDT untuk membahas
dan memutuskan sesuatu setiap 6 (enam) bulan sekali.
2.
Rapat harian adalah rapat pengurus harian untuk
membahas dan memutuskan hal-hal tertentu yang diselenggarakan setiap 1 (satu)
bulan sekali.
3.
Rapat departemen adalah rapat intern atau antar
departemen untuk membahas program-program organisasi.
BAB XIX
QUORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal
50
Permusyawaratan dan rapat adalah sah apabila
memenuhi quorum yakni yang dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah peserta yang hadir.
Pasal 51
Pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak mungkin, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 52
1.
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang
hadir.
2.
Keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
BAB XX
KEUANGAN
Pasal 53
Keuangan organisasi di dapat dari :
1.
Iuran anggota
2.
Sumbangan dari para dermawan, instansi pemerintah dan
badan-badan swasta yang halal dan tidak mengikat organisasi.
3.
Usaha lain yang tidak bertentangan dengan syariat
Islam, aturan organisasi dan atau hukum negara.
BAB XXI
TATA CARA PEMILIHAN
Pasal 54
1.
Tata cara pemilihan ketua diatur dalam Tata Tertib Pemilihan
pada masing-masing tingkat kepengurusan FKDT berdasarkan musyawarah-mufakat,
adil dan demokratis.
2.
Pembentukan pengurus pada masing-masing tingkat
kepengurusan FKDT dilakukan oleh Ketua teripilih dan dibantu Tim Formatur yang
dipilih oleh permusyawaratan.
BAB XXII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 55
1.
Pembubaran organisasi dapat diterima apabila diusulkan
secara tertulis kepada Dewan Pembina Pusat sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah Dewan Pengurus Wilayah dan Dewan Pengurus Cabang yang sah.
2.
Pembahasan pembubaran organisasi dilaksanakan selambat-lambatnya
3 (tiga) bulan setelah usulan diterima melalui Munas.
3.
Pembubaran organisasi dilaksanakan di hadapan badan
hukum (notaris).
BAB XXIII
P E N U T U P
Pasal 56
1.
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
ini akan diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi.
2.
Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah oleh
Munas dan atau Munaslub.
3.
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Di tetapkan di
: Jakarta
Pada tanggal : 15
Februari 2014
Casinos in San Jose - Dr.MCD
BalasHapusSan Jose casinos can be traced back 세종특별자치 출장마사지 to the year 1906 and the last one is a casino in Costa Rica. If 수원 출장안마 the casino is 목포 출장샵 legal in all 익산 출장샵 of the 진주 출장마사지 US